Halaman

Sabtu, 23 Juni 2012

Tanah (Soil)

Tanah didefinisikan sebagai material yang terdiri dari:

-Agregat (butiran) mineral-mineral padat yang tidak terikat secara kimia satu sama lain
-Zat Cair
-Gas yang mengisi ruang-ruang kosong di antara butiran mineral-mineral padat tersebut

Definisi Tanah
1. Pendekatan Geologi (Akhir Abad XIX)
Tanah: adalah lapisan permukaan bumi yang berasal dari bebatuan yang telah mengalami serangkaian pelapukan oleh gaya-gaya alam, sehingga membentuk regolit (lapisan partikel halus).

2. Pendekatan Pedologi (Dokuchaev 1870)
Pendekatan Ilmu Tanah sebagai Ilmu Pengetahuan Alam Murni. Kata Pedo =i gumpal tanah.
Tanah: adalah bahan padat (mineral atau organik) yang terletak dipermukaan bumi, yang telah dan sedang serta terus mengalami perubahan yang dipengaruhi oleh faktor-faktor: Bahan Induk, Iklim, Organisme, Topografi, dan Waktu.

3. Pendekatan Edaphologis (Jones dari Cornel University Inggris)
Kata Edaphos = bahan tanah subur.
Tanah adalah media tumbuh tanaman

Perbedaan Pedologis dan Edaphologis
1. Kajian Pedologis:
Mengkaji tanah berdasarkan dinamika dan evolusi tanah secara alamiah atau berdasarkan Pengetahuan Alam Murni. Kajian ini meliputi: Fisika Tanah, Kimia Tanah, Biologi tanah, Morfologi Tanah, Klasifikasi Tanah, Survei dan Pemetaan Tanah, Analisis Bentang Lahan, dan Ilmu Ukur Tanah.

2. Kajian Edaphologis:
Mengkaji tanah berdasarkan peranannya sebagai media tumbuh tanaman.
Kajian ini meliputi: Kesuburan Tanah, Konservasi Tanah dan Air, Agrohidrologi, Pupuk dan Pemupukan, Ekologi Tanah, dan Bioteknologi Tanah.

Paduan antara Pedologis dan Edaphologis:
Meliputi kajian: Pengelolaan Tanah dan Air, Evaluasi Kesesuaian Lahan, Tata Guna Lahan, Pengelolaan Tanah Rawa, Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan.

Definisi Tanah (Berdasarkan Pengertian yang Menyeluruh)
Tanah adalah lapisan permukaan bumi yang secara fisik berfungsi sebagai tempat tumbuh & berkembangnya perakaran penopang tegak tumbuhnya tanaman dan menyuplai kebutuhan air dan udara; secara kimiawi berfungsi sebagai gudang dan penyuplai hara atau nutrisi (senyawa organik dan anorganik sederhana dan unsur-unsur esensial seperti: N, P, K, Ca, Mg, S, Cu, Zn, Fe, Mn, B, Cl); dan secara biologi berfungsi sebagai habitat biota (organisme) yang berpartisipasi aktif dalam penyediaan hara tersebut dan zat-zat aditif (pemacu tumbuh, proteksi) bagi tanaman, yang ketiganya secara integral mampu menunjang produktivitas tanah untuk menghasilkan biomass dan produksi baik tanaman pangan, tanaman obat-obatan, industri perkebunan, maupun kehutanan.

Tembaga

Proses Terbentuknya (Genesa) Endapan Bijih Tembaga

Genesa endapan bijih tembaga secara garis besar dapat dibagi 2 (dua) kelompok, yaitu genesa primer dan genesa sekunder.

1. Genesa Primer

Logam tembaga, proses genesanya berada dalam lingkungan magmatik, yaitu suatu proses yang berhubungan langsung dengan intrusi magma. Bila magma mengkristal maka terbentuklah batuan beku atau produk-produk lain. Produk lain itu dapat berupa mineral-mineral yang merupakan hasil suatu konsentrasi dari sejumlah elemen-elemen minor yang terdapat dalam cairan sisa.

Pada keadaan tertentu magma dapat naik ke permukaan bumi melalui rekahan-rekahan (bagian lemah dari batuan) membentuk terowongan (intrusi). Ketika mendekati permukaan bumii, tekanan magma berkurang yang menyebabkan bahan volatile terlepas dan temperatur yang turun menyebabkan bahan non volatile akan terinjeksi ke permukaan lemah dari batuan samping (country rock) sehingga akan terbentuk pegmatite dan hidrotermal.

Endapan pegmatite sering dijumpai berhubungan dengan batuan plutonik tapi umumnya granit yang kaya akan unsur alkali, aluminium, kuarsa dan beberapa muskovit dan biotit.

Endapan hidrotermal merupakan endapan yang terbentuk dari proses pembentukan endapan pegmatite lebih lanjut, dimana larutan bertambah dingin dan encer. Cirri khas endapan hidrotermal adalah urat yang mengandung sulfida yang terbentuk karena adanya pengisian rekahan (fracture) atau celah pada batuan semula.

rendah, tersebar relatif merata dengan jumlah cadangan yang besar. Endapan bahan galian ini erat hubungannya dengan intrusi batuan Complex Subvolcanic Calcaline yang bertekstur porfitik. Pada umumnya berkomposisi granodioritik, sebagian terdeferensiasi ke batuan granitik dan monzonit. Bijih tersebar dalam bentuk urat-urat sangat halus yang membentuk meshed network sehingga derajat mineralisasinya merupakan fungsi dari derajat retakan yang terdapat pada batuan induknya (hosted rock). Mineralisasi bijih sulfidanya menunjukkan perkembangan yang sesuai dengan pola ubahan hidrotermal.

Zona pengayaan pada endapan tembaga porfiri:

    Zona pelindian.
    Zona oksidasi.
    Zona pengayaan sekunder.
    Zona primer.

Reaksi yang terjadi pada proses pengayaan tersebut adalah :
5FeS2 + 14Cu2+ + 14SO42- + 12H2O 7Cu2S + 5Fe2+ + 2H+ + 17SO42-
Sifat susunan mineral bijih endapan tembaga porfiri adalah:

- Mineral utama terdiri : pirit, kalkopirit dan bornit.

- Mineral ikutan terdiri : magnetit, hematite, ilmenit, rutil, enrgit, kubanit, kasiterit, kuebnit dan emas.

- Mineral sekunder terdiri : hematite, kovelit, kalkosit, digenit dan tembaga natif.

Akibat dari pembentukannya yang bersal dari intrusi hidrotermal maka mineralisasi bijih tembaga porfiri berasosiasi dengan batuan metamorf kontak seperti kuarsit, marmer dan skarn.

2. Genesa Sekunder

Dalam pembahasan mineral yang mengalami proses sekunder terutama akan ditinjau proses ubahan (alteration) yang terjadi pada

mineral-mineral urat (vein). Mineral sulfida yang terdapat di alam mudah sekali mengalami perubahan. Mineral yang mengalami oksidasi dan berubah menjadi mineral sulfida kebanyakan mempunyai sifat larut dalam air. Akhirnya didapatkan suatu massa yang berongga terdiri dari kuarsa berkarat yang disebut Gossan (penudung besi). Sedangkan material logam yang terlarut akan mengendap kembali pada kedalaman yang lebih besar dan menimbulkan zona pengayaan sekunder.

Pada zona diantara permukaan tanah dan muka air tanah berlangsung sirkulasi udara dan air yang aktif, akibatnya sulfida-sulfida akan teroksidasi menjadi sulfat-sulfat dan logam-logam dibawa serta dalam bentuk larutan, kecuali unsur besi. Larutan mengandung logam tidak berpindah jauh sebelum proses pengendapan berlangsung. Karbon dioksit akan mengendapkan unsur Cu sebagai malakit dan azurit. Disamping itu akan terbentuk mineral lain seperti kuprit, gunative, hemimorfit dan angelesit. Sehingga terkonsentrasi kandungan logam dan kandungan kaya bijih.

Apabila larutan mengandung logam terus bergerak ke bawah sampai zona air tanah maka akan terjadi suatu proses perubahan dari proses oksidasi menjadi proses reduksi, karena bahan air tanah pada umumnya kekurangan oksigen. Dengan demikian terbentuklah suatu zona pengayaan sekunder yang dikontrol oleh afinitas bermacam logam sulfida.

Logam tembaga mempunyai afinitas yang kuat terhadap belerang, dimana larutan mengandung tembaga (Cu) akan membentuk seperti pirit dan kalkopirit yang kemudian menghasilkan sulfida-sulfida sekunder yang sangat kaya dengan kandungan mineral kovelit dan kalkosit. Dengan cara seperti ini terbentuk zona pengayaan sekunder yang mengandung konsentrasi tembaga berkadar tinggi bila dibanding bijih primer.

prospeksi & eksplorasi

Prospeksi Dan Eksplorasi

  • Prospeksi 
 Pengertian
Prospeksi (prospecting) yaitu segala macam kegiatan yang bertujuan untuk memperoleh indikasi adanya endapan bahan galian (sumber daya mineral) yang kemudian dengan data dan bukti-bukti  mengenai keberadaan endapan bahan galian tersebut  lokasinya dipetakan. Menurut UU No.11 Thn 1967 (UU No.11/1967) tentang ketentuan-ketentuan pokok pertambangan pada pasal dua disebutkan bahwa penyelidikan umum adalah penyelidikan secara geologi umum atau geofisika di daratan,  perairan dan dari udara, segala sesuatu dengan maksud  untuk membuat peta geologi umum.

    Rincian kegiatan penyelidikan umum (prospeksi)
Metode yang biasa dipakai dalam penyelidikan umum  atau prospeksi adalah : 

Penelusuran tebing-tebing  di tepi sungai dan lereng-lereng bukit
Kegiatan ini dilakukan untuk menemukan singkapan yang bisa memberikan petunjuk keberadaan suatu endapan bahan galian. Bila ditemukan singkapan yang  menunjukkan tand-tanda adanya mineralisasi, maka letak dan kedudukannya diukur dan dipetakan  serta diambil contoh batuannya (untuk diselidiki di laboratorium dan mengetahui mineral-mineral yang dikandungnya).

  • Penelusuran jejak serpihan mineral  (tracing  float) 
Yaitu metode untuk menemukan letak sumber serpihan mineral  dengan mencari serpihan atau potongan mineral-mineral berharga dimulai dari kelokan di hilir sungai. Pada kelokan hilir sungai sebelah dalam  diambil beberapa genggam endapan pasir lalu dicuci dengan dulang atau lenggang. Bila  ditemukan serpihan mineral berharga, maka pendulangan dikelokan sungai diteruskan kehulu sungai.

Penyelidikan dengan sumur uji (test pit)

Untuk memperoleh bukti mengenai keberadaan suatu endapan bahan galian dibawah tanah dan mengambil contoh batuan  (rock samples)-nya biasanya digali sumur uji dengan mempergunakan peralatan sederhana seperti cangkul, linggis, sekop, pengki, dsb.
Bentuk penampang sumur uji bisa empat persegi panjang, bujur sangkar, bulat atau bulat telur (elips) yang kurang sempurna . Ukurannya berkisar antara  75 x 100 cm sampai 150 x 200 cm. Sedangkan kedalamannya tergantung dari kedalaman endapan bahan galian. Agar dapat diperoleh gambaran yang representative mengenai bentuk dan  letak endapan bahan secara garis besar, maka digali beberapa sumur uji  dengan pola yang teratur seperti empat persegi panjang  atau bujur sangkar.

Penyelidikan dengan parit uji ( trench)

Pada dasarnya maksud dan tujuan sama dengan penyelidikan yang mempergunakan sumur uji. Yang berbeda adalah bentuknya; parit uji digali memanjang dipermukaan bumi dengan bentuk penampang trapezium dan kedalamannya    2-3 m. Berbeda dengan sumur uji, bila jumlah parit uji yang dibuat banyak dan daerahnya mudah dijangkau oleh peralatan mekanis, maka penggalian parit uji dapat dilakukan dengan dragline atau hydraulic excavator (back hoe).Untuk menemukan urat bijih yang tersembunyi dibawah material penutup sebaiknya digali dua atau lebih parit uji yang saling tegak lurus arahnya agar kemungkinan untuk menemuka urat bijih itu lebih besar. Selanjutnya untuk menentukan bentuk dan ukuran urat bijih  yang lebih tepat dibuat parit-parit uji yang saling sejajar  dan tegak lurus terhadap jurus urat bijihnya.

Penyelidikan dengan metode Geofisika
Metode geofisika dipakai sebagai alat untuk menemukan adanya perbedaan yang disebabkan oleh adanya endapan bahan galian yang tersembunyi dibawah permukaan bumi. Pada umumnya endapan bahan galian yang tersembunyi dibawah permukaan bumi itu memilik satu atau lebih sifat –sifat fisik yang berbeda dari sifat fisik batuan disekelilingnya, sehingga perbedaannya itu dapat dicatat (diukur) dengan peralatan geofisika. 
Penyelidikan dengan metode  Geokimia
Metode geokimia dipergunakan untuk merekam perubahan-perubahan komposisi kimia yang sangat kecil, yaitu dalam ukuran part per million (ppm). Pada dasarnya semua endapan bahan galian pada saat terbentuk akan ‘merembeskan’ sebagian kecil unsur kimia atau logam yang dikandungnya  kelapisan batuan disekelilingnya. ‘Rembesan’ unsure kimia atau logam inilah yang ditelusuri dengan metode kimia. Tetapi prospeksi geokimia sangat bermanfaat untuk penyelidikan di daerah yang bila diselidiki  dengan geofisika tidak efektif, terutam untuk pengamatan awal di daerah terpencil yang luas.

    Dampak negative penyelidikan umum (prospeksi)

Kegiatan penyelidikan umum (prospeksi) berlangsung relative cepat didaerah yang tidfak begitu lias dan dengan mudah serta dalam waktu singkat dapat direklamasi/restorasi/rehabilitasi, maka tidak ada dampak penting negative yang harus ditangani (dikelola). Namun perlu diketahui dan diwaspadai dampak-dampak negative ringan yang mungkin terjadi pada tiap macam kegiatan  prospeksi agar dapat dilakukan tindakan –tindakan antisipatif.
  •  Eksplorasi
Pengertian
Eksplorasi (exploration) adalah segala kegiatan yang bertujuan untuk memperoleh bukti nyata yang dapat memastikan keberadaan endapan bahan galian tersebut secara meyakinkan.
Menurut UU No.11/1967 pasal 2 disebutkan bahwa eksplorasi adalah segala penyelidikan geologi pertambangan  untuk menetapkan lebih teliti/seksama adanya dan sifat letakan bahan galian.

    Metode Eksplorasi

Berdasarkan pada sifat penyelidikan dan pendekatan teknologi yang digunakan, kegiatan eksplorasi dibedakan menjadi dua, yaitu eksplorasi langsung dan eksplorasi tak langsung.
 
Metode eksplorasi langsung
Metode eksplorasi langsung ialah suatu metode eksplorasi yang berhubungan langsung dengan kondisi permukaan atau bawah permukaan, terhadap endapan yang dicari.
Beberapa metode eksplorasi langsung adalah :
·         Pemetaan Geologi
·         Tracing Float, Paritan, dan Sumur uji
·         Sampling
·         Pemboran Eksplorasi

Metode eksplorasi tak langsung
Metode eksplorasi tak langsung ialah suatu metode eksplorasi yang tidak berhubungan langsung dengan kondisi permukaan atau bawah permukaan, terhadap endapan yang dicari. Namun melalui anomaly-anomali yang diperoleh dari hasil pengamatan/pengukuran dengan memanfaatkan sifat-sifat fisik atau kimia dari endapan.

Beberapa metode eksplorasi tak langsung adalah :
·         Penginderaan jarak jauh
·         Metode eksplorasi geokimia
·         Metode eksplorasi geofisika

    Desain dan perencanaan eksplorasi

            Tahap eksplorasi pendahuluan
Adapun langkah-langkah yang dilakukan pada tahap ini adalah :
a.       Studi literature ; dilakukan studi terhadap data dan peta-peta yang sudah ada, catatan-catatan lama, laporan-laporan temuan dll, lalu dipilh daerah yang akan disurvey.
b.      Survey dan pemetaan ; survey dilakukan untuk mencari singkapan, melengkapi peta geologi dan mengambil contoh dari singkapan-singkapan yang penting. Hal-hal penting  tersebut kemudian diplot pada peta.
Hal-hal yang dihasilkan dalam kegiatan ini dipakai untuk menetapkan apakah daerah tersebut memilik prospek yang baik atau tidak.Kalau daerah tersebut memiliki prospek yang baik maka dapat diteruskan dengan tahapan eksplorasi selanjutnya (eksplorasi detail).
            Tahap eksplorasi detail
Kegiatan utama dalam  tahap ini adalah sampling dengan jarak yang lebih dekat, yaitu dengan memperbanyak sumur uji atau lubang bor untuk mendapatkan data-data yang lebih teliti mengenai penyebaran dan ketebalan  cadangan, penyebaran kadar/kualitas secara mendatar maupun tegak. Sehingga dengan demikian perencanaan tambang yang dibuat menjadi lebih teliti dan  resiko  dapat dihindarkan.
            Study kelayakan
Pada tahap ini dibuat rencana produksi, rencana kemajuan tambang, metode penambangan, perencanaan peralatan dan rancana investasi tambang. Dengan melakukan analisis ekonomi berdasarkan model, biaya produksi penjualan dan pemasaran maka dapatlah diketahui apakah cadangan bahan galian yang bersangkutan dapat ditambang dengan menguntungka atau tidak.

    Dampak Negatif dari keiatan eksplorasi


Kegiatan eksplorasi juga berlangsung relative singkat didaerah yang terbatas dan dengan mudah dapat dilakukan reklamasi /restorasi/rehabilitasi terhadap kerusakan lingkungan yang terjadi. Dengan demikian dampak negativenya tidak ada yang perlu dikelola.

Bahan Galian Industri

Bahan Galian Industri serta penggolongannya

 2.1.1. Penggolongan bahan galian berdasarkan Pemanfaatannya

Bahan galian menurut pemanfaatannya dikelompokkan atas tiga golongan :

§    Bahan galian Logam / Bijih (Ore); merupakan bahan galian yang bila dioleh dengan teknologi tertentu akan dapat diambil dan dimanfaatkan logamnya, seperti timah, besi, tembaga, nikel, emas, perak, seng, dll

§    Bahan galian Energi; merupakan bahan galian yang dimanfaatkan untuk energi, misalnya batubara dan minyak bumi.

§    Bahan galian Industri; merupakan bahan galian yang dimanfaatkan untuk industri, seperti asbes, aspal, bentonit, batugamping, dolomit, diatomae, gipsum, halit, talk, kaolin, zeolit, tras.

 2.1.2. Penggolongan bahan galian di Republik Indonesia

Di Indonesia, penggolongan bahan galian dapat dilihat dalam Undang-Undang No 11 tahun 1967 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Pertambangan. Dalam UU ini, bahan galian dibagi atas tiga golongan :

§         golongan bahan galian strategis (Golongan A)

§         golongan bahan galian vital (Golongan B)

§         golongan bahan galian yang tidak termasuk dalam Golongan A atau B.

Penggolongan bahan-bahan galian didasari pada :

a.      Nilai strategis/ekonomis bahan galian terhadap Negara;

b.      Terdapatnya sesuatu bahan galian dalam alam (genese);

c.       Penggunaan bahan galian bagi industri;

d.      Pengaruhnya  terhadap kehidupan rakyat banyak;

e.      Pemberian kesempatan pengembangan pengusaha;

f.        Penyebaran pembangunan di Daerah

Selanjutnya UU 11/1967 ini ditindaklanjuti dengan Peraturan Pemerintah Tentang Penggolongan Bahan Galian (PP No 27/1980), yang menyatakan sebagai berikut:

a. Golongan bahan galian yang strategis adalah:

-         minyak  bumi, bitumen cair, lilin bumi, gas alam;

-         bitumen padat, aspal;

-         antrasit, batubara, batubara muda;

-         uranium, radium, thorium dan bahan-bahan galian radioaktip lainnya;

-         nikel, kobalt;

-         timah

b. Golongan bahan galian yang vital adalah:

-         besi, mangan, molibden, khrom, wolfram, vanadium, titan;

-         bauksit, tembaga, timbal, seng;

-         emas, platina, perak, air raksa, intan;

-         arsin, antimon, bismut;

-         yttrium, rhutenium, cerium dan logam-logam langka lainnya;

-         berillium, korundum, zirkon, kristal kwarsa;

-         kriolit, fluorpar, barit;

-         yodium, brom, khlor, belerang;

c. Golongan bahan galian yang tidak termasuk golongan A atau B adalah:

-         nitrat-nitrat, pospat-pospat, garam batu (halite);

-         asbes, talk, mika, grafit, magnesit;

-         yarosit, leusit, tawas (alum), oker;

-         batu permata, batu setengah permata;

-         pasir kwarsa, kaolin, feldspar, gips, bentonit;

-         batu apung, tras, obsidian, perlit, tanah diatome, tanah serap (fullers earth);

-         marmer, batu tulis;

-         batu kapur, dolomit, kalsit;

-         granit, andesit, basal, trakhit, tanah liat, dan pasir sepanjang tidak mengandung unsur-unsur  mineral golongan a amupun golongan b dalam jumlah yang berarti ditinjau dari segi ekonomi pertambangan.

Sementara itu, dalam bagian Penjelasan, dicantumkan bawa arti penggolongan bahan-bahan galian adalah :

    Bahan galian Strategis berarti strategis untuk Pertahanan dan Keamanan serta Perekonomian Negara;
    Bahan galian Vital berarti dapat menjamin hajat hidup orang banyak;
    Bahan galian yang tidak termasuk bahan galian Strategis dan Vital berarti karena sifatnya tidak langsung memerlukan pasaran yang bersifat internasional.

Dari penggolongan bahan galian di atas, terlihat bahwa bahan galian industri sebagian besar termasuk ke dalam bahan galian golongan C, walaupun beberapa jenis termasuk dalam bahan galian golongan yang lain.

 2.2. Bahan Galian Industri

2.2.1. Penggolongan bahan galian industri berdasarkan cara terbentuknya

Penggolongan bahan galian industri berdasarkan atas asosiasi dengan batuan tempat terdapatnya, dengan mengacu pada Tushadi dkk [1990, dalam Sukandarumidi, 1999] adalah sebagai berikut :

a.      Kelompok I : BGI yang berkaitan dengan Batuan Sedimen,

kelompok ini dapat dibagi menjadi :

    Sub Kelompok A : BGI yang berkaitan dengan batugamping : Batugamping, dolomit, kalsit, marmer, oniks, Posfat, rijang, dan gipsum.
    Sub Kelompok B : BGI yang berkaitan dengan batuan sedimen lainnya : bentonit, ballclay dan bondclay, fireclay, zeolit, diatomea, yodium, mangan, felspar.

b.   Kelompok II, BGI yang berkaitan dengan batuan gunung api : obsidian, perlit, pumice, tras, belerang, trakhit, kayu terkersikkan, opal, kalsedon, andesit dan basalt, paris gunung api, dan breksi pumice.

c.   Kelompok III, BGI yang berkaitan dengan intrusi plutonik batuan asam & ultra basa : granit dan granodiorit, gabro dan peridotit, alkali felspar, bauksit, mika, dan asbes

d.   Kelompok IV, BGI yang berkaitan dengan batuan endapan residu & endapan letakan : lempung, pasir kuarsa, intan, kaolin, zirkon, korundum, kelompok kalsedon, kuarsa kristal, dan sirtu

e.    Kelompok V, BGI yang berkaitan dengan proses ubahan hidrotermal : barit, gipsum, kaolin, talk, magnesit, pirofilit, toseki, oker, dan tawas.

f.    Kelompok VI, BGI yang berkaitan dengan batuan metamorf : kalsit, marmer, batusabak, kuarsit, grafit, mika dan wolastonit.

 2.2.2. Penggolongan bahan galian industri berdasarkan pemanfaatannya

Sebagaimana telah dituliskan pada bagian sebelumnya, bahan galian industri adalah bahan galian tambang bukan bijih yang digunakan sebagai bahan baku industri; penggunaan dalam industri banyak ditentukan oleh sifat fisika seperti warna, ukuran partikel, kekerasan, plastisitas, daya serap, dan lain-lain. Adapun bahan bangunan / bahan galian kontruksi tidak lain adalah bahan galian industri yang belum disebtuh rekayasa teknik. Oleh sebab itu, dengan semakin majunya rekayasa teknik tidak tertutup kemungkinan jenis bahan galian industri akan bertambah jenisnya.

Berbagai klasifikasi bahan galian industri telah dipublikasikan oleh para ahli, namun sampai saat ini masih terus didiskusikan. Para ahli tersebut umumnya, mengelompokkan Bahan Galian Industri berdasarkan pemanfaatannya, misalnya Noetsaller (1988) "Profile of Industrial Minerals by End-uses Classes", dan lain-lain.

2.3.
Manfaat bahan galian berdasarkan klasifikasinya dan lokasinya di indonesia

Pemanfaatan bahan galian adalah langkah positif yang tak terhindarkan untuk mencukupi kebutuhan yang telah di tentukan oleh harga pasar mineral yang selalu mendorong upaya eksploitasi bahan galian semaksimal mungkin.

    Bahan galian A yaitu memiliki sifat sangat strategis dan memiliki nilai bagi negara
        Aspal

Tambang aspal terdapat di Pulau Buton, Sulawesi Tenggara. Aspal juga dihasilkan oleh Permigan Wonokromo, Jawa timur, sebagai hasil pengolahan minyak bumi.

    Kobalt
    Deskripsi fisik yang ditunjukkan kobalt adalah bersifat brittle, keras, dan merupakan transisi logam dengan magnet. Kobalt juga terdapat dalam meteorit. Endapan mineralnya dijumpai di Zaire, Morocco dan Canada. Cobalt-60 (60Co) dapat membentuk isotop buatan dengan tembakan sinar gamma (energy radiasi tinggi). Garam kobalt salts berwarna biru gelap dan seperti gelas atau bening. Banyak digunakan dalam industri. Digunakan juga untuk bahan dasar perasa makanan yang mengandung vitamin B12 dalam kadar yang tinggi.
    Batubara   

Batu bara terbentuk dari tumbuhan yang tertimbun hingga berada dalam lapisan batu-batuan sediment yang lain. Proses pembentukan batu bara disebut juga inkolent yang terbagi menjadi dua, yaitu prose biokimia dan proses metamorfosis

Daerah-daerah penghasil batubara adalah :

    Bukitasam : Pusatnya di Tanjungenim, Sumatra Selatan.
    Kotabaru : Pulau Laut, Kalimantan Selatan.
    Sungai Berau : Pusatnya di Samarinda, Kalimantan Timur.
    Umbilin : Pusatnya di Sawahlunto, Sumatra Barat

Selain itu, tambang batubara terdapat juga di Bengkulu, Jawa Barat, Papua dan Sulawesi Selatan. Tambang batubara dusahakan oleh PN Batubara.

    Minyak bumi

Minyak bumi berasal dari mikroplankton yang terdapat di danau-danau, teluk-teluk, rawa-rawa dan laut-laut dangkal. Sesudah mati mikroplankton berjatuhan dan mengendap di dasar laut kemudian  bercampur dengan sedimen. Akibat tekanan lapisan-lapisan atas dan pengaruh panas magma, dan terjadilah proses destilasi hingga terjadi minyak bumi kasar.

    Tambang Minyak Bumi

Tambang minyak bumi antara lain terdapat di :

    Babo : Papua
    Cepu : Jawa Tengah
    Delta Sungai Berantas : Jawa Timur
    Dumai : Riau
    Kembatin : Kalimantan Tengah
    Kepulauan Natuna : Riau
    Klamano    : Papua
    Lhokseumawe : DI Aceh
    Majalengka : JawaBarat
    Peureuk    : Jawa Barat
    Plaju : Sumatra Selatan
    Pulau Bunyu : KalimantanTimur
    Pulau Seram : Maluku
    Pulau Tarakan : Kalimantan Timur
    Pulau Tenggara : Maluku
    Surolangun : Jambi
    Sorong : Papua
    Sungai Gerong : Sumatra Selatan
    Sungai Mahakam : Kalimantan Timur
    Sungai Paking : Riau
    Tanjungpura : SumatraUtara

    Pabrik Pengolahan Minyak Bumi

Pabrik pengolahan minyak  bumi antara lain terdapat di :

    Balikpapan : Kalimantan Timur
    Cepu : Jawa Tengah
    Cilacap    : Jawa Tengah
    Pangkalan Brandan : SumatraUtara
    Plaju : Sumatra Selatan
    Sungai Gerong : Sumatra Selatan
    Wonokromo : Jawa Timur

    Hasil Olahan Minyak Bumi

Dari minyak bumi dapat diolah menjadi bensol, bensin. Minyak tanah, premium, vaselin, parafin, malam, malariol, kerosin dan aspal.

    Pelabuhan-Pelabuhan  Minyak

Pelabuhan minyak terdapat di Balikpapan, Pangkalansusu, Plaju,Pulau Sambu. Samudrapura, Sabang, Sungai Gerong, Tanjung Perak. dan Tarakan.

    Pengusaha Nasional dan Asing Minyak Bumi di Indonesia
        Pengusaha nasional Pertamina (Pertambangan Minyak dan Gas Bumi Nasional) dan Permigan.
        Pengusaha asing PT Caltex (California Texas Oil Company). PT Stanvac Indonesia (PTSI) dan NNGPM (Nederlandse New Guinea Petralium Maatcappy).

    Timah

Tambang timah terdapat di :

    Bangkinang : Riau   
    Dabo : Pulau Singkep
    Manggar : Pulau Belitung
    Sungai Liat : Pulau Bangka

Pabrik pelabuhan bijih timah terdapat di Muntok (Pulau Belitung)

    Nikel

Terdapat di sekitar Danau Matana, Danau Towuti dan di Kolaka. Dapat digunakan dalam baja tahan karat dalam pipa tekanan tinggi yaitu pada bagian automotif dan mesin.Nikel banyak terdapat di Kalimantan Barat, Maluku, Papua, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, dan Sulawesi Tenggara.

    Gas Alam

Gas alam merupakan campuran beberapa hidrokarbon dengan kadar karbon kecil yang digunakan sebagai bahan baker. Ada dua macam gas alam cair yang diperdagangkan, yaitu LNG ( liquefied natural gas ) dan LPG ( liquefied petroleum gas). Gas alam terdapat di Arun (Di Aceh) dan Bontang (Kalimantan). Gas alam Juga terdapat di daerah Jawa Barat, Sumatra Utara, dan Sumatra Selatan.

    Uranium

Uranium adalah bahan yang bersifat radioaktif. Uranium telah digunakan untuk membuat bom atom. Sekarang uranium digunakan untuk membangkitkan tenaga listrik dan menjadi bahan bakar yang berharga.

Bijih uranium tersebut diolah menjadi bubuk kuning untuk diangkut. Kemudian bubuk kuning itu diolah menjadi bentuk-bentuk yang berlainan sesuai dengan penggunaannya. Uranium digunakan sebagai bahan bakar dalam reaktor nuklir dan digunakan sebagai isotop radioaktif untuk mengobati orang yang sakit kanker.

    Bahan galian B yaitu golongan bahan galian vital yang memiliki nilai ekonomis tang tinggi.

    Bauksit

    Bauksit adalah bahan baku almunium. Tambang bauksit terdapat di pulau Bintan (Riau) dan Singkawang (Kalimantan Barat). Selain itu, terdapat pula di Kalimantan Tengah.
    Emas

    Tempat ditemukan : Sulida, Sumatra Barat

    Sistem Kristal : Isometrik

    Warna : Kuning – Emas

    Goresan : Kuning

    Kilap : Metalik

    Belahan dan pecahan : Tak – ada ; hakli ( pecahan bergerigi dengan ujung yang tajam ).

    Kekerasan : 2,5 – 3

    Berat jenis : 19,3

    Genesis : kebanyakan emas terdapat dalam urat-urat kuarsa yang terbentuk melalui proses hidrotermal; dan sering bersama-sama pirit dan mineral-mineral sulfida yang lain, telurid perak-emas, skhelit dan turmalin. Bila urat-urat mengandung emas melapuk, maka emas-emas akan terpisah dan kemudian mengendap sebagai deposit eluvial, atau terangkut oleh aliran air dan mengendap di suatu tempat sebagai deposit letakan (placer deposit), bersama pasir, dan atau kerikil-kerakal. Manfaat : sumber logam emas; dipakai untuk membuat perhiasan, instrumen-instrumen saintifik, lempengan elektrode, pelapis gigi dan emas lantakan.
    Intan

    Tempat Ditemukan : Martapura, Kalimantan

    Sistem Cristal : isometrik.

    Warna : umumnya kuning pucat, atau tak berwarna, dapat pula coklat, putih

    sampai putih kebiruan, jingga, merah muda, biru, merah, hijau, atau hitam.

    Goresan : putih

    Belahan dan pecahan : sempurna pada ( 111 ) ; konkoidal.

    Kekerasan : 10

    Berat jenis : 3,50

    Genesis : intan terbentuk pada pembentukan batuan beku ultrabasa, yaitu porfiri-olivin, atau porfiri kaya-flogopit; batuan ini dikenal sebagai kimberlit. Dapat dijumpai dalam deposit aluvial, baik di sungai-sungai maupun di pantai.

    Manfaat : digunakan dalam industri sebagai alat pemotong kaca, pengasah, dipasang pada mata bor untuk eksplorasi; dan dijadikan batu permata.
        Belerang

        Belerang digunakan sebagai bahan obat patek dan korek api. Tambang belerang terdapat di gunung Patuha (Jawa Barat) dan Gunung Welirang (Jawa Timur). Selain itu, terdapat pula di Jambi, Jawa Tengah, dan Sulawesi.
    Yodium

    Tambang Yodium terdapat di Semarang( Jawa Tengah) dan Jombang (Jawa Timur). Yodium digunakan untuk bahan obat dan peramu garam dapur.
        Mangan

        Tambang mangan terdapat di Kliripan (DI Yogyakarta) dan Tasikmalaya (Jawa Barat). Tambang mangan juga terdapat di Lampung, Maluku, NTB dan Sulawesi Utara.

    7. Tembaga

    Tambang tembaga terdapat di :
        Cikotok    : JawaBarat
        Kompara    : Papua   
        Sangkarapi : Sulawesi Selatan
        Tirtamaya : Jawa Tengah

    Selain itu, terdapat juga di daerah Jambi dan Sulawesi Tengah.

    Sistem cristal : isometrik.

    Warna : Merah-tembaga , atau merah-mawar terang.

    Goresan : Merah metalik.

    Belahan dan pecahan : Tak ada ; hakli

    Kekerasan : 2,5 – 3.

    Berat Jenis : 8,94.

    Genesis : sejumlah kecil tembaga nativ dijumpai pada zona oksidasi dalam deposit tembaga yang berasosiasi dengan kuprit, malakit dan azurit. Deposit primer umumnya berasosiasi dengan batuan beku basa ekstrutif, dan tembaga nativ terbentuk dari pengendapan yang dihasilkan dari reaksi antara larutan hidrotermal dan mineral-mineral oksidasi besi. Pada deposit tipe ini, tembaga nativ berasosiasi dengan khalkosit, bornit, epidot, kalsit, prehnit, datolit, khlorit, zeolit dan sejumlah kecil perak nativ. Manfaat : sumber minor bijih tembaga, banyak digunakan dalam kelistrikan, umumnya sebagai kawat, dan untuk membuat logam-logam campuran, seperti kuningan (campuran tembaga dan seng), perunggu (campuran tembaga dan timah dengan sedikit seng) dan perak Jerman (campuran tembaga seng dan nikel).

    8. Perak, Ag

    Tempat ditemukan : Irian Jaya

    Sistem Kristal : Isometrik.

    Warna : Putih – Perak

    Goresan : Coklat, atau abu-abu sampai hitam.

    Belahan dan Pecahan : Tak – ada

    Kekerasan : 2,5 – 3.

    Berat Jenis : 10,5.

    Genesis : sejumlah kecil perak nativ dapat dijumpai dalam zone oksidasi pada suatu deposit bijih, atau sebagai deposit yang mengendap dari larutan hidrotermal primer. Ada 3 jenis deposit primer, yaitu: 1. Barasosiasi dengan sulfida, zeolit, kalsit, barit, fluorit dan kuarsa, 2. Barasosiasi dengan arsenida dan sulfida kobalt, nikel dan perak, dan bismut nativ, dan 3. Berasosiasi dengan uraninit dan mineral- mineral nikel-kobalt.

    Manfaat : sumber logam perak; dipakai untuk membuat perhiasan, alat-alat makan-minum, barang-barang kerajinan tangan, alat-alat elektronik, penyepuhan dan sebagai emulsi film fotografi.

    9. Bismut, Bi

    Tempat Ditemukan : -

    Sistem Cristal : Trigonal .

    Warna : Putih perak dan corak kemerahan.

    Goresan : putih – perak berkilau.

    Belahan dan pecahan : sempurna pada ( 0001 ).

    Kekerasan : 2 – 2,5.

    Berat jenis : 9,7 -9,8.

    Genesis : Terbentuk secara hidrotermal, dapat dijumpai dalam urat-urat bersama

    bijih kobalt, nikel, timah, dan perak ; dapat juga dalam pegmatit.

    Manfaat : Sumber logam bismut ; digunakan dalam sekering listrik, obat dan kosmetik.

    Bahan galian C yaitu golongan bahan galian yang digunakan oleh industri.

    Marmer

    Tambang marmer terdapat di Besok, daerah Wijak, Tulungagung (Jawa Timur). Tambang marmer juga terdapat di DI Yogyakarta, Lampung, Papua dan Sumatra Barat.

    2. Garam Batu

    Garam batu digunakan untuk  bahan obat-obatan. Garam batu banyak terdapat di Kepulauan Kei.

    3. Mika

    Tambang mika terdapat di Pulau Paleng (Sulawesi Selatan) dan Donggala (Sulawesi Tengah).

    4. Gips

    Gips banyak digunakan dalam industry keramik. Gips ditambang di daerah Cirebon, Rembang, Kalianget, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Selatan dan Sulawesi Utara.
    Granit

    Tambang granit terdapat di DI Yogyakarta, Lampung dan Riau.

    6. Asbes

    Tambang asbes terdapat di :
        Kuningan : Jawa Barat
        Papua
        Pulau Halmahera : Maluku
        Pulau Seram : Maluku
    Grafit

    Tempat Ditemukan : Kepulauan Semrau, Sanggau, Kal-Bar

    Sistem Cristal : Heksagonal .

    Warna : Hitam.

    Goresan : Hitam.

    Belahan dan pecahan : Sempurna pada ( 0001 ) ; tak ada

    Kekerasan : 1 – 2.

    Berat jenis : 2,09 – 2,23Genesis : terbentuk pada lingkungan batuan metamorf, baik pada metamorf fisme regional, atau kontak. Dapat dijumpai pada batu gamping kristalin, genes, sekis, kuarsit, dan lapisan batubara termetamorf.

    Manfaat : digunakan dalam industri sebagai alat pemotong kaca, pengasah, dipasang pada mata bor untuk eksplorasi; dan dijadikan batupermata. Grafit digunakan sebagai bahan pembuat pensil.
    Tras

    Tras adalah sejenis batu truf. Banvak ditampung di Gunung Mulia (Jawa Tengah) dan daerah Priangan (Jawa Barat) selain itu terdapat juga di Sumatra Barat. Tras adalah batuan gunung api yang telah mengalami perubahan komposisi kimia yang disebabkan oleh pelapukan dan pengaruh kondisi air bawah tanah. Bahan galian ini berwarna putih kekuningan hingga putih kecoklatan, kompak dan padu dan agak sulit digali dengan alat sederhana. Kegunaan tras adalah untuk bahan baku batako, industri semen, campuran bahan bangunan dan semen alam. Pada saat ini belum dimanfaatkan secara optimal, namun secara lokal telah dimanfaatkan penduduk untuk pembuatan batako.

proses terbentuknya endapan bijih besi

genesa bijih Besi

Proses terjadinya cebakan bahan galian bijih besi berhubungan erat dengan adanya peristiwa tektonik pra-mineralisasi. Akibat peristiwa tektonik, terbentuklah struktur sesar, struktur sesar ini merupakan zona lemah yang memungkinkan terjadinya magmatisme, yaitu intrusi magma menerobos batuan tua, dicirikan dengan penerobosan batuan granitan (Kgr) terhadap Formasi Barisan (Pb,Pbl). Akibat adanya kontak magmatik ini, terjadilah proses rekristalisasi, alterasi, mineralisasi, dan penggantian (replacement) pada bagian kontak magma dengan batuan yang diterobosnya.

Perubahan ini disebabkan karena adanya panas dan bahan cair (fluida) yang berasal dari aktivitas magma tersebut. Proses penerobosan magma pada zona lemah ini hingga membeku umumnya disertai dengan kontak metamorfosa. Kontak metamorfosa juga melibatkan batuan samping sehingga menimbulkan bahan cair (fluida) seperti cairan magmatik dan metamorfik yang banyak mengandung bijih.

Proses terjadinya cebakan bijih besi didaerah penelitian berkaitan dengan proses-proses tersebut diatas, dalam hal ini peristiwa tektonik, metamorfosa dan metasomatisme kontak berperan untuk terjadinya cebakan bijih besi di daerah penelitian. Bila dikaitkan dengan batuan yang tersingkap didaerah penelitian yaitu batuan metamorfosa seperti marmer yang dulunya merupakan batugamping, maka dapat disimpulkan bahwa terbentuknya bijih karena terjadinya proses metamorfosa pada batugamping. Kemudian akibat proses magmatisme pada batugamping terjadi proses penggantian (replacement) sehingga larutan yang mengandung mineral bijih terendapkan bersamaan dengan terbentuknya batuan metamorfosa (marmer).

Setelah proses mineralisasi (pasca-mineralisasi), terjadi kembali peristiwa tektonik setempat yang membentuk sesar mendatar dan sesar normal, struktur tersebut akan membentuk kembali geometri dari cebakan mineral atau akan terjadi dislokasi.

genesa mineral

GENESA MINERAL

Genesa/Genesis mineral merupakan tempat atau lingkungan dimana suatu mineral terbentuk. Ada 3 macam genesa mineral, yaitu:

    Lingkungan magmatik
    Lingkungan sedimen
    Lingkungan metamorfik

A. Lingkungan Magmatik

Lingkungan ini mempunyai karakter yang sangat khas, yaitu memiliki tekanan dan temperatur yang sangat tinggi, dan tentunya sangat berhubungan dengan aktivitas magma. Berdasarkan keterjadiannya, lingkungan magmatik ini dibagi menjadi empat tipe, yaitu Batuan beku, Pegmatit, Urat hidrotermal, dan Deposit mata air panas.

1. Batuan Beku

Tersusun atas mineral-mineral yang sederhana. Terdapat 7 kelompok mineral yang terdapat pada batuan beku, yaitu : kelompok kuarsa, feldspar, feldspatoid, piroksen, hornblende, biotit, dan olivin. Kisaran jumlah dari mineral-mineral penting yang terdapat dalam batuan beku sangat lebar. Ada juga batuan beku yang mengandung hampir 100% mineral yang sama, contohnya seperti Dunityang hampir seluruhnya tersusun atas mineral olivine.

Berdasarkan warnanya, mineral batuan beku dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu Leucocratic (terang),Mesocratic (sedang), dan Melanocratic (gelap).Pengelompokkan ini didasarkan pada kandungan dari mineral fero-magnesium. Semakin banyak kandungan mineral tersebut, maka warna nya akan semakin gelap.

Lingkungan geologi tertentu akan memberikan pengaruh tertentu yang tercermin terhadap ukuran butir mineralnya. Selain itu tekstur pada batuan beku juga mencerminkan kondisi pembekuannya, urutan kristalisasi, komposisi, viskositas magma, kecepatan pembekuan, dan pertumbuhan kristalnya.

Pembekuan kristal yang cepat akan menghasilkan kristal yang kecil. Hal ini disebabkan karena tidak tersedia waktu yang cukup untuk membentuk kristal yang sempurna. Biasanya terjadi di permukaan saat kontak langsung dengan air ataupun udara saat magma keluar. Tekstur yang dihasilkan adalah afanitik (halus). Sedangkan, pembekuan yang lambat akan menghasilkan membentuk kristal yang besar, karena masih memiliki waktu yang cukup untuk membentuk itu. Pembekuan yang lambat ini terjadi di dalam perut bumi, dan menghasilkan batuan beku dengan tekstur faneritik(kasar).

Berdasarkan kandungan SiO2 nya, batuan beku dibedakan menjadi 4 jenis.
Batuan beku asam yang mengandung lebih dari 65% silika, ex: Granit.

Batuan beku menengah (intermediate) yang mengandung silika antara 53%-65%, ex: Diorit, Syenit.

Batuan beku basa dengan kandungan silika antara 45%-53%, ex: Gabbro.

Batuan beku ultrabasa yang mengandung silika <45%, ex: Dunit, Peridotit.

2. Pegmatit dan Urat-Urat Hidrotermal

Pegmatit ini terbentuk dari cairan silikat sisa proses kristalisasi fraksional yang kaya akan kandungan alkali, alumunium, mengandung air, dan zat volatil. Cairannya tidak selalu berbentuk cair disebabkan karena konsentrasi volatil. Apabila mencukupi, tekanan volatil akan menginjeksi cairan di sepanjang permukaan lemah pada batuan yang merupakan bagian dari batuan beku intrusi yang sama, ataupun batuan lain yang sudah terbentuk lebih awal.

Kebanyakan pegmatit yang dijumpai berasosiasi dengan batuan plutonik, umumnya granit. Pegmatit granit terutama tersusun oleh kuarsa dan feldspar alkali, serta sejumlah muskovit dan biotit. Dengan demikian, komposisinya mirip dengan granit, namun berbeda dalam tekstur. Pegmatit bertekstur khusus, yaitu berbutir sangat kasar, dan berbentuk tabular.

3. Deposit Hidrotermal

Merupakan pengembangan dari pegmatit. Ciri-cirinya adalah urat-urat yang mengandung sulfida, yang mengisi rekahan pada batuan semula. Namun juga dapat berupa suatu massa tak teratur, yang mengganti seluruh atau sebagian batuan. Proses hidrotermal ini merupakan suatu proses yang penting dalam pembentukan mineral-mineral bijih. Berdasarkan tingkat kedalaman dan suhunya, deposit hidrotermal dibagi menjadi 3 jenis, yaitu :

    Deposit hidrotermal : suhu antara 300-500 derajat C, dan terbentuk di kedalaman yang sangat dalam. Dicirikan oleh mineral Molibdenit[MoS2], Kasiterit [SnO2], Skhelit [CaWO4].
    Deposit mesotermal : suhu antara 200-300 derajat C, dengan kedalaman yang menengah. Mineral yang mecirikannya adalah mineral-mineral sulfida seperti Pirit [FeS2], Galena[PbS]. Urat kuarsa mengandung emas yang merupakan suatu deposit penting, mungkin adalah deposit mesotermal.
     Deposit epitemal : terbentuk pada temperatur rendah, antara 50-200 derajat C. Mineral pencirinya adalah Perak native [Ag], Emas native [Au], Silvanit [(Au,Ag)Te2].

4. Deposit Air Panas dan Fumarol

Deposit air panas merupakan hidrotermal yang sampai ke permukaan. Mineral yang dijumpai adalah silika opal, sejumlah kecil sulfur, dan sulfida. Sedangkan, deposit fumarol terdapat pada gunungapi yang masih aktif. Gas-gas panasnya mengendapkan mineral-mineral seperti sulfur, dan khlorida, terutama Khlorida Amonium [NH3Cl]. Selain itu, mungkin juga terdapat Magnetit [Fe3O4], Hematite[Fe2O3], dan Realgar [AsS].

B. Lingkungan Sedimen

Proses sedimentasi merupakan perpaduan dari interaksi atmosfer dan hidrosfer terhadap lapisan kerak bumi. Dalam proses sedimentasi terdapat fase pelapukan, yang dapat menyebabkan mineral berubah menjadi mineral-mineral baru yang bersifat lebih stabil daripada sebelumnya.

Pada kebanyakan lingkungan pengendapan, proses yang berlangsung adalah oksidasi karena terkena pengaruh dari atmosfer. Namun, di beberapa tempat ada yang tidak terkena kontak atmosfer, sehingga proses yang berlangsung adalah reduksi.

Berdasarkan stabilitas mineralnya, lingkungan sedimen dibagi menjadi 6 klasifikasi:

1. Resistat

Merupakan endapan yang tersusun atas mineral yang tahan terhadap pelapukan, sehingga tidak mengalami perubahan. Salah satu mineral yang dikenal paling tahan terhadap pelapukan adalah Kuarsa [SiO2]. Kadar silika dalam sedimen-sedimen resistat dapat mencapai 90%, sehingga sangat cocok untuk digunakan sebagai sumber dalam perindustrian.

Mineral-mineral lainnya yang tahan terhadap pelapukan adalah Zirkon [ZrSiO4], Andalusit [Al2SiO5], Topaz [Al2SiO4(OH,F)2]. Endapan resistat disebut juga sebagai “placer deposit” karena bernilai ekonomi.

2. Hidrolisat

 Terbentuk dari mineral-mineral silikat yang mengalami proses dekomposisi kimia. Mineral yang paling umum terdapat di endapan ini adalah mineral lempung, berupa aluminosilikat hidrat yang bertekstur filosilikat dengan ukuran butir yang sangat halus.

Di daerah tropis, tempat dimana perbedaan basah dan kering sangat kontras, proses pelapukan akan terjadi lebih baik, dan dapat menghasilkan endapan aluminosilikat yang sangat bagus. Yaitu, dengan hilangnya kandungan silika, dan meninggalkan residu berupa oksida alumunium hidrat, seperti Gibsit [Al(OH)3]. Residu ini dikenal dengan “endapan bauksit”, merupakan endapan komersial yang menghasilkan bijih alumunium.

3. Oksidat

 Merupakan endapan hidroksida feri, yang merupakan hasil oksidasi senyawa besi dalam suatu larutan, dan mengendap. Contohnya adalah Gutit [HFeO2] yang memberikan warna coklat, dan Hematit [Fe2O3] yang memberikan warna merah. Bila kedua mineral ini terdapat dalam jumlah yang besar, maka dapat menjadi sangat bernilai karena bijih besinya.

Mineral lainnya yang terdapat pada endapan oksidat adalah mangan. Contohnya adalah Manganit [MnO(OH)], dan Psilomelane [(Ba,H2O)2Mn5O10], yang sebagian besar tersusun atas MnO2.

4. Reduzat

Terbentuk karena proses reduksi, dikarenakan tempat terbentuknya yang terisolir dari atmosfer, sehingga kekurangan oksigen. Endapan jenis ini jarang sekali dijumpai.

Di laut, biasanya endapan ini terdapat pada daerah palung. Dengan kondisi yang tenang, pengendapan material-material organik, akan menyebabkan berkurangnya oksigen, dan terbentuk H2S. Contoh mineral yang terbentuk adalah Pirit (pada keadaan asam), dan Markasit (pada keadaan yang lebih asam).

Di darat, pengendapan dari bahan rombakan tumbuhan-tumbuhan akhirnya akan berubah menjadi lapisan-lapisan batubara. Dengan keadaan reduksi yang tinggi, memungkinkan terjadinya pengendapan karbonat fero berupa Siderit, yang dapat digunakan menjadi deposit bijih besi.

Mineral lain yang terbentuk dalam suasana reduksi adalah Sulfur [Cu], yang biasanya dijumpai berasosiasi dengan kubah garam dan minyak bumi.

5. Presipitat

Endapan ini berhubungan dengan berbagai aktivitas organisme yang mensekresi gamping, maka dari itu tempat yang paling baik bagi pengendapan jenis ini (karbonatan) adalah di bawah laut.

Bentuk kalsium karbonat yang paling stabil adalahKalsit, namun dapat juga terbentuk Aragonit. Araganit dapat berubah menjadi kalsit, ataupun tetap menjadi aragonit, hal itu dapat terjadi apabila strukturnya berubah menjadi lebih stabil, karena kandungan ion-ion asing. Selain itu, kalsit dan aragonit dapat diendapkan di lingkungan terestrial, seperti di dalam gua batugamping, yang di sekelilingnya terdapat mata air yang jenuh akan kandungan CaCO3.

Salah satu presipitat laut yang jarang ditemukan, namun sangat bernilai dari segi ekonomi adalah Fosforit yang digunakan sebagai sumber pupuk fosfat.Seperti yang kita ketahui, air laut di bagian dasar samudera sangat jenuh oleh fosfat kalsium, dan karena terjadi perubahan pada kondisi fisik-kimianya, walaupun hanya sedikit akan menyebabkan fosforit terpresipitasi. Bila sedimentasi dari bahan-bahan lainnya lebih sedikit, maka akan terbentuk lapisan fosforit yang lebih murni.

6. Evaporit

Proses penting dalam pembentukan sedimen evaporit adalah penguapan. Endapan ini mempunyai fungsi khusus, yaitu untuk menginterpretasi sejarah geologi daerah itu, sebagai indikator untuk keadaan yang kering. Berdasarkan asal mula pengendapannya, sedimen evaporit dibagi menjadi 2, yaitu:

Endapan evaporit marin terbentuk di laut yang disebabkan oleh air laut yang menguap. Apabila air laut menguap pada keadaan yang alami, maka yang pertama kali akan mengendap adalah kalsium karbonat, diikuti oleh dolomit. Dengan berlanjutnya evaporasi, terendapkanlah kalsium sulfat, yang dapat berupa gipsum, yang bergantung kepada temperatur dan salinitas air laut, dan pada giliran berikutnya akan terbentuk halit. Kebanyakan endapan evaporit terdiri atas kalsium karbonat, namun pada keadaan tertentu dapat juga terendapkan garam kalsium dan magnesium.

Endapan evaporit non marin relatif jarang ditemui, atau sangat terbatas, baik dalam penyebarannya maupun besarnya, tetapi sangat penting dalam arti ekonomi, karena endapan ini menghasilkan senyawa Boron [B] dan Yodium[I]. Endapan ini terbentuk di darat karena menguapnya suatu danau garam. Disamping kedua senyawa tadi, terkandung pula nitrat-nitrat, sejumlah garam kalsium, bromida, dan gipsum.

C. Lingkungan Metamorfik

Lingkungan ini berada jauh di bawah permukaan bumi dengan suhu dan tekanan ekstrem yang menyebabkan re-kristalisasi pada material batuan, namun tetap terjadi pada fase padat. Faktor lain yang sangat penting dalam metamorfisme adalah aksi dari cairan kemikalia aktif, karena cairan tersebut dapat merangsang terjadinya reaksi melalui larutan dan pengendapan kembali. Jika terjadi perubahan material batuan yang disebabkan oleh cairan ini, maka prosesnya disebut dengan metasomatisme.

1. Tipe-Tipe Metamorfisme & Batuan Metamorf

Terdapat 2 tipe metamorfisme, yaitu metamorfisme termal, dan regional. Metamorfisme termal adalah tipe metamorfisme adalah tipe yang berkembang di sekitar tubuh batuan plutonik. Pada tipe ini, temperatur metamorfisme ditentukan oleh jauh dekatnya dengan intrusi magma. Batuan khas dari metamorfisme ini adalah batutanduk (hornfels). Batu ini mempunyai butir yang halus, dan terkadang mengandung mineral yang mempunyai kristal yang besar. Berdasarkan komposisi mineralnya, batutanduk terbagi menjadi batutanduk biotit, piroksen, dan silikat gamping.

Metamorfisme regional adalah jenis metamorfisme yang berkembang pada suatu daerah yang sangat luas, sekitar 1.500 km persegi. Batuan khas dari metamorfisme ini adalah Gneiss, yang merupakan batuan yang berfoliasi kasar, yang berupa suaru lapisan yang kontras dengan tebal 1-10mm, dan biasanya berseling di antara mineral terang dan gelap. Sedangkan Sekis adalah batuan foliasi halus dengan laminasi yang berkembang baik, sehingga, jika batuan itu pecah, maka akan terpecah pada bidang laminasi tersebut.

2. Mineralogi Batuan Metamorf

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, faktor utama yang mengontrol derajat metamorfisme adalah temperatur. Namun, batas antara temperatur setiap derajat metamorfisme tidak dapat diketahui secara pasti.

Dalam prakteknya, derajat metamorfisme dapat diketahui dengan mineraloginya. Yaitu dengan melihat mineral yang hilang dan muncul secara bersamaan. Contohnya, Biotit adalah mineral yang paling umum di batuan metamorf, namun tidak ditemukan di metamorf yang berderajat rendah, dan digantikan dengan Muskovit dan Khlorit.

Dalam batuan metamorf berderajat rendah, mineral plagioklas muncul sebagai albit, yang akan bertambah kandungan kalsiumnya seiring dengan meningkatnya derajat metamorfisme. Mineral lain seperi kuarsa dapat ditemukan hampir di semua derajat metamorfisme, sehingga tidak bisa dijadikan indikator dari derajat metamorfisme.

Jumat, 22 Juni 2012

Rumus dasar anlisa investasi tambang


RUMUS DASAR ANALISIS INVESTASI

Pengantar Rumus Dasar Investasi
Karena konsep nilai uang terhadap waktu berhubungan dengan bunga, maka perlu dipelajari pula masalah bunga.  Untuk memahami mengapa bunga ada, maka perlu mengambil sudut pandang pemberi pinjaman.  Pemberi pinjaman mempunyai beberapa alasan untuk mengambil bunga, yaitu (gentry & O’Neil, 1987) :
a.    Resiko
Pemberi pinjaman berhadapan dengan resiko kemungkinan peminjam tidak dapat mengembalikan pinjamannya.
b.    Inflasi
Uang yang dibayarkan kembali dimasa yang akan datang mempunyai nilai yang lebih rendah, hal ini disebabkan oleh inflasi.
c.    Biaya transaksi
Akan terjadi pengeluaran selama dilakukan persiapan untuk kesepakatan peminjaman, pencatatan, dan tugas-tugas administratif lainnya.
d.    Biaya peluang
Dengan adanya kesepakatan pemberi pinjaman dengan seorang peminjam, maka pemberi pinjaman tidak dapat mengambil keuntungan dari peluang yang lain.
e.    Penangguhan kesenangan
Dengan meminjamkan uang, pemberi pinjaman akan tertunda dalam menikmati kesenangan dengan membelanjakan uangnya.
Definisi dari bunga dalam terminology ilmu ekonomi adalah :
1.    Biaya tambahan yang dikenakan atas sejumlah uang yang dipinjamkan.
2.    Biaya sewa untuk peminjaman uang dalam periode waktu tertentu.
Perbandingan antara biaya tambahan yang dikenakan dengan sejumlah uang yang dipinjamkan dikenal dengan istilah laju pengembalian bunga (I = interest rate).  Nilai i dinyatakan dalam persentase dengan basis perhitungan umumnya dalam tahun.  Tingkat bunga ditentukan pula oleh besarnya persediaan dan permintaaan (supply and demand). 
Dalam ilmu ekonomi terdapat dua jenis bunga, yaitu bunga sederhana (simple interest) dan bunga majemuk (compound interest).  Bunga sederhana adalah sejumlah uang yang dibayarkan secara sama tiap tahun sebagai akibat dari peminjaman uang.  Sedangkan bunga majemuk adalah sejumlah uang yang dibayarkan secara tidak sama tiap tahun sebagai akibat dari peminjaman uang.  Kedua jenis bunga tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut :

Bunga sederhana/tahun                   Bs = Pi
Bunga majemuk/tahun                     Bc = p (1 + i)r
            Dimana           i = laju pengembalian bunga
                                    P = uang diawal tahun (principal)
                                    r = tahun

dalam perhitungan bunga untuk proyek-proyek komersial saat ini, lebih sering digunakan bunga majemuk daripada bunga sederhana.  Rumus-rumus investasi secara umum didasarkan pada lima variabel sebagai berikut :
F = nilai uang pada masa depan (US$)
P = nilai uang saat ini (US$)
A   =    pembayaran dalam satu seri n pembayaran yang sama, dibuat setiap akhir periode bunga.
i = tingkat bunga efektif per periode waktu
n = periode penelaahannya (perode waktu)

Setiap pemecahan permasalahan investasi akan berkaitan dengan 4 dari 5 variabel di atas.  Tiga variabel diketahui dan 1 variabel akan dicari/dihitung.

Hubungan Antar Variabel
Dihitung
Diketahui
Faktor
F
P i,n
F/Pi,n
F
A i,n
F/Ai,n
P
F i,n
P/Fi,n
P
A i,n
P/Ai,n
A
F i,n
A/Fi,n
A
P i,n
A/Pi,n

Dalam analisis investasi terdapat 3 tipe dasar perhitungan analisis yang memperhitungkan nilai uang terhadap waktu, yaitu :
·         Perhitungan nilai P yang didasarkan pada nilai F atau A
·         Perhitungan nilai F yang didasarkan pada nilai P atau A
·         Perhitungan nilai A yang didasarkan pada nilai P atau F
Untuk lebih memudahkan menganalisis suatu masalah investasi dan menggambarkan hubungan antar variabel di atas maka perlu dibuat suatu diagram aliran kas terhadap waktu, sebagai berikut :
Diagram aliran kas mempunyai beberapa konvensi, yaitu :
1.    Garis horizontal  disebut skala waktu, dengan kemajuan waktu bergerak dari kiri ke kanan.
2.    tanda anak panah menandakan aliran kas dan ditempatkan pada akhir suatu periode.  Jika diperlukan perbedaan, maka anak panah ke atas (­) menggambarkan aliran kas positif/penerimaan sedangkan anak panah ke bawah (¯) menggambarkan aliran kas negatif/pengeluaran.
3.    Diagram aliran kas tergantung dari sudut pandang pihak yang menilai.  Diagram aliran kas dari sudut pandang pihak pemberi pinjaman akan berbalikan dengan sudut pandang peminjam.
4.    Aliaran kas merupakan penjumlahan aliran kas masuk (+) dan aliran kas keluar (-) pada periode yang sama (pertahun).

B.    Rumus Investasi Dengan Bunga Majemuk
Penerapan konsep bunga berbunga/majemuk dalam evaluasi ekonomi suatu asset atau proyek terdapat dalam enam rumus dasar.  Keenam rumus bunga yang dimaksud di atas dapat dilihat pada Tabel berikut :

Rumus-Rumus Bunga
Mencari
Diberikan
Faktor perkalian
Yang diberikan
Nama Faktor
Simbol Faktor
Fungsional
Untuk cash flow tunggal :
F
P
(1+i)n
Single payment compound amount
(F/P,i%,n)
P
F
1
(1+i)n
Single payment present worth
(P/F,i%,n)
Untuk uniform series (annuities)
F
A
(1+i)n – 1
i
Uniform series compound amount
(F/A,i%,n)
P
A
(1+i)n – 1
i(1+i)n
Uniform series present worth
(P/A,i%,n)
A
F
i
(1+i)n – 1
Sinking fund Deposit Factor
(A/F,i%,n)
A
P
i(1+i)n I
(1+i)n – 1
Capital recovery
(A/P,i%,n)

  • Single Payment Compound-Amount Factor
Perhitungan untuk mendapatkan F dengan P diketahui pada n perioda dan laju bunga i per periode.  Jika sejumlah P rupiah berada pada satu titik waktu tertentu dan i% adalah laju bunga per periode, maka jumlah P tersebut akan berkembang di masa datang menjadi P + Pi = P(1+i) pada akhir periode pertama, pada akhir kedua berubah menjadi P(1+i) (1+i) = P(1+i)2.  Pada akhir periode ketiga menjadi P(1+i) 2(1+i) = P(1+i)3 dan pada akhir periode n akan menjadi :
                        F = P(1+i)n
Kuantitas dari (1+i)n disebut sebagai single payment compound amount factor.  Symbol yang dipakai untuk faktor ini adalah (F/Pi%,n) sehingga persamaan di atas dapat diganti dengan :
                        F = (F/Pi%,n)