Halaman

Jumat, 13 Juli 2012

contoh surat lamaran kerja


 bagi teman yang kepengen format surat lamaram kerja,,,,, nhe slah satu contohnya....
 

Makassar, ....... Mei 2012

Kepada YTH,
Manager HRD PT. XYZ
Perihal : Lamaran Kerja

Dengan Hormat,

Sesuai dengan informasi yang saya dapatkan, bahwa saat ini perusaaan bapak/ibu sedang mencari tenaga kerja untuk mengisi berbagai posisi.

Saya Wanita berusia 23 tahun, lulusan Universitas Veteran Republik Indonesia Makassar, Jurusan Teknik Pertambangan tahun 2011 mengajukan lamaran pekerjaan untuk bergabung dengan PT. XYZ untuk mengisi posisi yang sesuai dengan latar belakang pendidikan saya.

Bersama ini saya kirimkan CV, foto diri, dan dokumen pendukung lainnya untuk menjadi acuan pertimbangan mengenai saya.

Saya berharap permohonan lamaran kerja saya ini mendapat tanggapan dari bapak/ibu, atas perhatian dan kerjasama yang baik saya ucapkan banyak terima kasih.



Hormat Saya,


Nama lengkap

laporan Praktikum geologi dinamik

BAB I
PENDAHULUAN
A.      LATAR BELAKANG
Ilmu geologi merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang tidak bisa lepas dari praktek lapangan,karena tanpa dilakukan praktek lapangan sulit untuk bisa dipahami lebih jauh. Oleh karena itu, maka perlu dilakukan kegiatan praktik lapangan sebagai salah satu metode yang tepat untuk dapat memahami dan mendalami ilmu geologi.
Dengan  demikian, untuk meleksanakan praktik lapangan ini harus dipilih daerah yang cukup strategis untuk melakukan praktikum lapangan tersebut. Hal yang harus diperhatikan adalah daerah yang akan dijadikan sebagai objek untuk melakukan praktik lapangan. Yang terpenting dalam memilih objek tersebut adalah,daerah yang akan dijadikan sebagai objek praktik lapangan harus daerah yang banyak memberikan informasi yang berhubunga dengan ilmu geologi.
Oleh karena itu, setelah mempertimbangkan hal tersebut di atas maka ditetapkanlah Desa Palakka Kecamatan Barru Kabupaten Barru sebagai wilayah praktik. Daerah tersebut cukup strategis, selain jaraknya yang tidak terlalu jauh dari kota makassar, daeraah ini juga cukup banyak memberikan informasi yang berhubungan dengan ilmo geologi.

B. TUJUAN
Adapun tujuan dilaksanakannya praktik lapangan tersebut antara lain :
  1. Memudahkan mahasiswa dalam memahami ilmu geologi.
  2. Agar mahasiswa dapat melihat langsung di lapangan proses-proses geologi yang terjadi di atas muka bumi ini.
  3. Agar mahasiswa dapat mengaplikasikan teori yang diperoleh dibangku kuliah dengan keadaan sebenarnya.
  4. Agar mahasiswa bisa melihat secara langsung proses-proses geologi yang terjadi dialam.

C. MANFAAT
Adapun manfaat yang telah kami peroleh setelah melakukan praktik lapangan geologi dinamik ini adalah sebagai berikut:

1.      Dapat mengenal dan melihat secara langsung jenis-jenis batuan serta dapat membedakan jenis-jenis batuan yang ada di lapangan.
2.      Mahasiswa dapat melihat secara langsung hasil proses geologi yang terjadi pada batuan seperti sesar, patahan, kekar, serta proses-proses pelapukan pada batuan.
3.      Mahasiswa dapat melihat bentuk perlapisan pada batuan secara langsung.
4.      Mahasiswa dapat melakukan perhitungan slope gradient, ketebalan lapisan, mengukur strike dan dip, floting dan menentukan letak koordinat lokasi dengan bantuan GPS dan kompas geologi secara langsung.
5.      Mahasiswa semakin bersemangat dalam mempelajari ilmu geologi.
6.      Menimbulkan rasa kekompakanantarakelompok.


BAB II
LINGKUNGAN

A.    Lokasi Dan Kesampaian Daerah
Lokasi atau daerah dilaksanakan praktik lapangan ini pada hari pertama adalah dimulai dari desa Palakka itu sendiri. Selanjutnya kami menuju ke arah barat yakni pada lereng gunung Palakka dan selanjutnya kami menuju ke arah selatan menyusuri gunung Palakka dengan melalui jalan tambang yang ada digunung Palakka itu sendiri sampai dipuncak gunung Palakka. Selanjutnya kami menuruni lereng gunung Palakka tersebut samapai menemukan sebuah sungai dan kembali melalui jalur yang dilewati pada saat menuju puncak gunung Palakka.
Pada hari kedua tanggal 15 juli 2011 praktik lapangan dilakukan ke arah selatan desa Palakka. Dalam perjalan kami melewati areal persawahan milik warga sekitar desa Palakka,kemudian kami menuju kearah selatan menuju sebuah bukit. Setelah melakukan pengamatan pada bukit tersebut kami menuju arah timur melewati jalan yang kami lalui pada saat munuju bukit tersebut dalam hal ini kami berlawanan arah dengan arah menuju bukit. Perrjalanan kearah timur melewati lembah dan bukit hingga ditemukan sungai. Sungai ini berlawanan arah dengan arah perlapisan batuanya. Arah aliran sungai ini kearah utara. Kami melanjutkan perjalanan mengikuti arah sungai sambil mengamati kondisi alam disekitar sungai tersebu. Perjalanan selanjutnya adalah kembali ke base camp melewati jalan raya yang ada di desa Palakka. 

B.     Tata Guna Lingkungan
         Adapun tata guna lahan di desa Palakka ini ada berbagai macam. Pada daerah lembah banyak digunakan sebagai areal pertaniansepertipersawahan dan perkebunan. Pada daerah gunung Palakka dan sekitarnya di temukan areal bekaspenambangan bahan galian Crhomit. Namun menurut pengamatan yang kami lakukan,kami berkesimpulan bahwa pemanfatan dan penambangan bahan galian yang ada didesa Palakka tersebut belum maksimal.

BAB III
 KONDISI GEOLOGI

A. Geologi regional
1.         Morfologi    
Di daerah pangkejene dan watampone bagian barat terdapat dua jenis pegunungan yang memanjang hampir sejajar pada  arah utara barat laut dan terpisahkan oleh lembah sungai Walanae. Pegunungan yang barat menempati hampir setengah luas daerah, melebar di bagian selatan (50 km) dan menyempit di bagian utara ( 22 km). Puncak tertingginya 1694 m, sedangkan ketinggian rata-ratanya 1500 m. Pembentuknya sebagian besar batuan gunung api. Di lereng barat dan beberapa tempat di lereng timur terdapat topografi keras, pencerminan adanya batu gamping.  Diantara topografi keras di lereng barat terdapat daerah perbukitan yang dibentuk oleh batuan pra-tersier. Pegunungan ini di barat daya dibatasi oleh daratan Pangkajene Maros yang luas sebagai lanjutan dari daratan di selatannya.
Pegunungan yang di  timur relatif lebih sempit dan lebih rendah, dengan puncaknya rata-rata setinggi 700 m, dan yang tertinggi 787 m. Juga pegunungan ini semakin besar berbatuan gunung api. Bagian selatannya selebar 20 km dan lebih tinggi, tetapi ke utara menyempit dan merendah, dan akhirnya menunjam ke bawah batas antara lembah Walanae dan Daratan Bone. Bagian antara pegunungan ini betopografi keras yang permukaannya sebagian berkerucut. Batasnya di Timur Laut adalah dataran Bone yang sangat luas, yang menempati hampir sepertiga bagian timur.
Lembah Walanae yang memisahkan kedua pegunungan tersebut di bagian utara selebar 35 km, tetapi di bagian selatan hanya 10 km. Di tengah terdapat sungai Walanae yang mengalir ke utara. Bagian selatan berupa perbukitan rendah dan bagian uatara terdapat dataran aluvium yang sangat luas mengelilingi danau tempu.
2.Stuktur Geologi
Secara garis besar, struktur geologi yang terdapat di daerah ini yaitu terbagi dalam tiga kelompok yaitu berupa pegunungan, lembah dan dataran, misalnya pada bagian barat yang merupakan daerah pegunungan yang berbentuk kerucut yang mencerminkan daerah yang bertopografi keras, yang tersusun dari batuan pra-tersier. Pada bagian barat daya dijmpai dataran yang luas yaitu dataran Pangkajene Maros.
Daerah yang bertopografi lembah yaitu berupa sungai (sungai Walanae) yang memisahkan kedua pegunungan tersebut.

3.        Stratigrafi
Tatanan Stratigrafi
Kelompok batuan yang umurnya belum diketahui terdiri dari batuan ultra basa, batuan malihan, batuan  melange. Batuannya terbreksikan, tergerus dan mendaun, dan sentuhannya dengan formasi di sekitarnya berupa sesar atau ketidakselarasan. Penarikan radiometri pada sekis yang menghasilkan 111 juta tahun kemungkinan menunjukkan peristiwa malihan akhir pada tektonik zaman kapur. Batuan ini tertindih tak selaras oleh endapan eflysch formasi balang baru dan formasi marada yang tebalnya lebih dari 2000 m dan berumur kapur akhir. Kegiatan magma  sudah mulai pada waktu itu dengan bukti sisipan lava dan flysch.
Sebagian besar pegunungan baik yang di barat maupun yang di timur, berbatuan gunung api, di pegunungan yang imur, batuan ini diduga berumur miosen awal bagian atas yang memventuk batuan gunung api kalamiseng. Di lereng timur bagian utara pegunungan yang barat, terdapat batuan gunung api Soppeng yang diduga juga berumur miosen awal. Batuan sedimen berumur miosen tengah sampai pliosen awal berselingan dengan batuan gnung api yang berumur antara 8,93 – 9,29 juta tahun. Secara bersama batuan ini yang menyusun formasi camba yang tebalnya sekitar 5000 m. Sebagian besar pegunungan yang barat terbentuk dari formasi camba ini yang menindih tak selaras formasi selaras.
Setelah pliosen akhir, rupanya tidak terjadi pengendapan yang berarti di daerah ini dan juga tidak ada keghiatan gunung api. Endapan undak di utara Pangkajene dan di eberapa tempat di sungai Walanae rupanya terjadi selama pliosen.
Endapan Permukaan
Ø Endapan Undak : kerikil, pasir dan lempung, membentuk dataran rendah bergelombang di sebelah utara pangkajene. Terutama berasal dari batuan pra-tersier di sebelah timur pangkajene. Satuan ini dapat dibedakan secara morfologi ari endapan alluvium yang lebih muda. Lempung, pasir dan kerikil yang tidak terpetakan di derah tata sungai Walanae mungkin termasuk satuan ini.

Ø Terumbu Koral : batu gamping terumbu, dibeberapa tempat dis sepanjang pantai terangkat membentuk singkapan kecil. Yang dapt di petakan hanya ditemukan di selatan marek. Di dangkalan spermonde terumbu koral muncul keatas permukaan laut, melampar kira-kira 60 km di lepas pantai ke arah barat, dan kira-kira 50 km di lepas pantai ke arah timur di bagian selatan.

Ø Endapan Alluvium, Danau Dan Pantai : lempung, lanau, lumpur, pasir dan kerikil di sepanjang sungai besar, disekitar lekuk danau tempe dan sepanjang pantai. Endapan pantai setempat mengandung sisa kerang dan batu gamping koral.
Batuan Sedimen Dan Batuan Gunung Api
Ø Formasi Balangbaru : sedimen type flysch : batupasir berselingan dengan batulanau, batulempung dan serpih, bersisipan konglomerat, batupasir, batupasir konglomerat, tufa dan lava ; batupasirnya bersusunan grewake dan arkosa, sebagian tufaan dan gampingan ;pada umumnya menunjukkan struktur turbidit ; di beberapa tempat ditemukan konglomerat denga susunan basalt ,andesit, diorit, tufa terkersikkan, sekis, kuarsa, dan bersemen batupasir; pada umumnya padat dan sebagian serpih terkersikkan. Dibawah mikroskop, batupasir dan batulanau terlihat mengandung pecahan batuan beku, metasedimen dan rijang radiolaria. Daerah barat laut mengandung banyak batupasir; dan ke arah tenggara, lebih banyak batulempung dan serpih.
Formasi ini tebalnya selkitar 2000 m; tertindih tak selaras batuan formasi malawa dan Gunungapi Terpropilitkan, dan menindih tak selaras komplek Tektonik Bantimala.
Ø Formasi Marada : sedimen bersifat flysch; perselingan batupasir, batulanau, arkosa, grewake, serpih dan konglomerat, bersisipan batupasir dan batulanau gampingan, tufa,  lava dan breksi yang tersusun oleh basalt, andesit, dan trakit. Batupasir dan batulanau berwarna kelabu muda sampai kehitaman; serpih berwarna kelabu tua sampai coklat tua; konglomerat tersusun oleh kerikil andesit dan basalt; lava dan breksi terpropilitkan kuat dengan mineral sekunder berupa kaebonat, silikat, serisit, klorit dan epidot. Fosil globotruncana dari batupasir gampingan yang di kenali oleh PT.Shell menunjukkan umur kapur. Akhir dan diendapkan di lingkungan neritik dalam. Formasi ini tebalnya lebih dari 1000 m.

Ø Formasi Salo Kalupang: batu pasir, serpih dan lempung, berselingan dengan konglomerat gunungapi, breksi  dan tufa ; bersisipan lava, batu gamping dan napal ; batu lempung, serpih dan batu pasir di beberapa tempat tercirikan oleh warna merah, cokelat, kelabu dan hitam; setempat mengandung fosil moluska dan foraminifera, terutama di dalam lapisan batu gamping dan napal; pad umumnya gampingan, padat dan sebagian dengan urat kalsit; sebagian serpihnya sabakan; kebanyakan lapisan terlipat kuat dengan kemiringan antara 20 o- 57o. Penampang di Salo Kalupang memperlihatkan lebih banyak konglomerat di bagian barat dengan komponen andesit dan basal. Di sebelah timur Palatae tersingkap lebih banyak tufa dan batupasir daripada di Salo Kalupang. Di sebelah timur Samaenre terdapat lebih banyaqk singkapan serpih daripada di tempat lain; batuannya berwarna cokelat kemerahan dan kelabu, berselingan dengan batugamping berlapis (teol) dan batupasir.

Ø Formasi Malawa: batupasir, konglomerat, batulanau, batulempung, dan napal dengan sisipan lapisan atau lensa batubara dan batulempung; batupasirnya sebagian besar batupasir kuarsa adapula yang arkosa, grewake dan tufaan, umumnya berwarna kelabu muda dan cokelat muda; pada umumya bersifat rapuh, kurang padat; konglomeratnya sebagian kompak; batu lempung, batugamping, dan napal umumnya mengandung moluska yang belum diperiksa, dan berwarna kelabu muda sampai kelabu tua; batubara berupa lensa setebal beberapa sentimeter dan berupa lapisan sampai 1,5 m.

Ø Formasi Tonasa: batugamping koral pejal, sebagian terhamblurkan, berwarna putih dan kelabu muda; batugamping bioklastika dan kalkarenit, berwarna putih, cokelat muda dan kelabu muda sebagian berlapis baik, berselingan dengan napal globiregina tufaan; bagian bawahnya mengandung batugamping berbitumen, setempat bersisipan breksi batugamping dan batugamping pasiran; di dekat Malawa, daerah camba terdapat batugamping yang mengandung glaukonit, dan beberapa tempat di daerah Ralla ditemukan batugamping yang mengandung banyak serpihan sekis dan batuan ultramafic; batugamping sebagian mengandung foraminifera besar, napalnya banyak mengandung foraminifera kecil dan beberapa lapisan napal pasiran mengandung banyak kerang dan siput besar.

Ø Formasi Camba : batuan sedimen laut, berselingan dengan batuan gunung api; batu pasir tupaan berselingan dengan tufa, batu pasir, batu lanau, dan batu lempung; bersisipan dengan napal, batu gamping, konglomerat dan breksi gunung api, dan setempat dengan batubara; berwarna beraneka, putih, cokelat, merah, kuning, kelabu muda, sampai kehitaman; umumnya mengeras kuat dan sebagian kurang padat berlapisan dengan tebal antara 4 cm dan 100 cm.

Ø Formasi Walanae : batu pasir bersedimen dengan batu lanau, tufa, napal, batu lempung, konglomerat dan batu gamping; sebagian memakas dan sebagian repih; umumnya berwarna mudah, putih keabuan, kecoklatan dan kelabu muda. Batupasir berbutir halus sampai kasar, umumnya tufaan dan gampingan, terdiri dari serpihan batuan beku dan sebagian mengandung banyak kuarsa. Komponen batuan gunung api jumlahnya bertambah secara berangsur ke arah barat dan selatan, terdiri dari butiran abu hingga lapili, tifa kristal, setempat banyak mengandung batu apung dan biotit. Konglomerat ditemukan lebih banyak di daerah selatan dan barat, tersusun terutama dari kerikil dan kerakal andesit, trakit dan basal ke arah utara dan timur jumlah karbonat dan klastika bertambah; di sekitar Tacipi batugamping berkembang jadi anggota Tacipi.
Batuan gunung api
Ø Batuan gunung api terpropilitkan : Breksi, lava dan tufa, di bagian atas lebih banyak tufa, sedangkan di bagian bawalebih banyak lava, umumnya bersifat andesit, sebagian trakit dan basal; bagian atas bersisipan serpih merah dan batugamping; komponen breksi beraneka, dari beberapa sentimeter sampai melebihi 50 cm, terekat tufa yang jumlahnya kurang dari 50 %; lava dan breksi berwarna kelabu tua sampai kehijauan, sangat terbreksikan dan terpropiritkan, mengandung barek-barek karbonat dan silikat. Satuan ini tebalnya sekitar 400m; sebagai lanjutan dari yang tersingkap di Barru, di lembar Ujungpandang, Benteng dan Sinjai.

Ø Batuan gunung api kalamiseng: lava dan breksi, dengan sisipan tufa, batupasir  batulempung dan napal; kebanyakan bersusunan basalt dan sebagian andesit; kelabu tua hingga kelabu kehijauan umumnya tansatmata, kebanyakan terubah, amidaloid dengan mineral sekunder karbonat dan silikat; sebagian lavanya menunjukkan struktur bantal.

Ø Batuan gunung api Soppeng: breksi gunungapi dan lava dengan sisipan tufa berbutir pasir sampai lapili dan batu lempung; dibagian utara lebih banyak tufa dan breksi, sedangkan di bagian selatan lebih banyak lavanya; sebagian bersusunan lava piroksin dan sebagian basalt leusit, kandungan leusitnya lebih banyak ke arah selatan; sebagian lavanya berstruktur bantalan dan sebagian terbreksikan; breksinya berkomponen antara 5 cm sampai 50 cm; warnanya kebanyakan kelabu tua hingga kelabu kehijauan.

Ø Batuan gunung api Baturapecindapo: lava dan breksi, dengan sisipan sedikit tufa dan konglomerat; bersusunan basalt, sebagian besar porfiri dengan Fenokris piroksin sampai 1 cm panjangnya, dan sebagian tansatmata; kelabu tua kehijauan hingga hitam; lava sebagian berkekar meniang dan sebagian berkekar lapis, pada umumnya breksi berkomponen kasar; 15 cm sampai 60 cm, terutama basalt dan sedikit andesit terekat oleh tufa, pasir kasar sampai lapili, mengandung banyak sepaian piroksin. Satuan batuan ini tidak kurang dari 1250 m di lembah ujungpandang, benteng dan sinjai,sebelah selatan daerah lembar ini menindih tak selaras batuan gunungapi formasi cambah;mungkin berumur pliosen akhir.

Ø Batuan gunung api Pare-pare: tufa berbutir halus sampai lapili, breksi dan konglomerat gunungapi, setempat dengan sisipan lava dan batupasir tufaan; terutama bersusunan trakit dan andesit, pemeriksaan petrografi menunjukkan andesit trakit; beberapa lapisan tufa mengandung banyak biotit umumnya memakas lemah dan sebagian rapih; berwarna putih keabuan hingga kalabu; setempat terdapat lapiasan silangsiur dan sisa tumbuhan.

Batuan Terobosan
Adapun batuan-batuan terobosan yaitu sebagai berikut:
Ø Gradodiorit
Ø Diorit  - Granodiorit
Ø Trakit
Ø Basalt 
Komplek Tektonika Bantimala
Ø Batuan Ultrabasa; peridotit, sebagian besar terserpentinkan, berwarna hijau tua sampai hijau kehitaman.
Ø Batuan Malihan: sebagian besar sekis dan sedikit genes; secara megaskopik terlihat mineral diantaranya glaukofan, garnet, epodot, mika dan klorit.
Ø Komplek Melanga: batuan campur aduk secara tektonik terdiri dari grewake, breksi, konglomerat, batupasir terbreksikan, serpih kelabu, serpih merah, rijang radiolaria merah, batu sabak, sekis, ultramafik, basal, diorit,dll.

A. Geologi Lokal
1.         Morfologi
Daerah desa Palakka di apit oleh dua buah pegunungan. Desa Palakka berada tepat pada cekungan dua pegunungan tersebut. Pada bagian barat desa Palakka terdapat gunung Palakka,bagian barat laut terdapat gunung salebbi, bagian utara terdapat gunung lasittae, bagian selatan terdapat gunung bottosowa,sedangkan pada bagian timur terdapat gunung namun tidak diketahui namanya.
Adapun desa palakka ini banyak terdapat berbagai macam jenis batuan,antara lain batuan beku dan batuan sedimen. Pada gunung palakka sendiri banyak ditemukan batuan beku peridotit khususnya pada bagian puncak,sedangkan pada bagian lereng banyak di temukan batuan sedimen jenis batu gamping. Pada bagian lembah dari pegunungan banyak ditemukan batuan beku trakit. Daerah desa Palakka didominasi oleh batuan sedimen,khususnya batu gamping.

2.     Variasi Singkapan Batuan
Dari hasil kegiatan praktik lapangan di desa Palakka kec. Barru Kab. Barru yang dilaksanakan pada tanggal 14 – 15 juli ini ditemukan dua jenis batuan yaitu batuan beku dan batuan sedimen.
Ø    Batuan beku
Batuan beku di temukan pada stasiun 4,5,6,7,8,9,11,16,17 dimana pada stasiun 4,5,6,7 dan 8 adalah batuan beku peridotit dan dunit, pada stasiun 9 adalah jenis batuan beku dasit dan basaltsertabatuansedimenyaitubatupasirsilika, pada stasiun 11 dan 16 jenis batuan beku trakit sedangkan pada stasiun 17adalah jenis batuan beku andesit.

Ø    Batuan Sedimen
Batuan sedimen terdapat pada stasiun 2,3,10,12,13,14,15,18,19 dan 20. Dimana pada stasiun 2 ditemukan batu gamping berlapis,pada stasiun 3 terdapat batu gamping karbonat sedangkan pada stasiun 10 terdapat batu gamping koral. Pada stasiun 12, 13,14,dan 15 juga ditemukan batu gamping,selanjutnya pada stasiun 18 ditemukan batuan sedimen konglomerat. Pada stasiun 19 dan 20 ditemukan batu gamping lunak dan keras serta batu gamping + nodul silica.

Ø    Bahan Galian
Adapun bahan galian yang tersebar di daerah Barru khususnya desa Palakka bisa dikatakan cukup banyak. Seperti halnya yang telah kita lihat secara langsung bagaimana singkapannya terdapat dipermukaan. Batuan bahan galian yang terdapat di daerah Palakka antara lain gamping dan cromit sebagai bahan galian industri sedangkan batupasir, lanau, serpih dan batuan beku merupakan bahan galian bangunan.

Ø    Struktur Geologi
, Pada waktu melakukan praktik lapangan selain melakukan pengukuran strike-diip, melakukan ploting area,pengambilan sampel serta statigrafi terukur , kami juga melihat dan mengamati fenomena alam yang terjadi di lapangan. Fenomena alam yang dimaksud adalah kejadian yang terjadi secara alami dan berhubungan dengan ilmu geologi berupa struktur-struktur geologi. Struktur-struktur geologi tersebut yaitu berupa perlapisan batuan, patahan, sesar, lipatan, dan ketidakselarasan yang merupakan struktur sekunder. Struktur-struktur ini dijumpai pada stasiun 11 dan 20.dimnapadastasiun 11 ditemukanbatuanbekuhasilintrusiconcordanyaituberupa sill dimanalapisan magma yang tipis menyusupdiantaralapisanbatuan.distasiunini pula banyakditemukanlubang-lubangdidalambatuandimnalubang – lubanginiterbentukakibathantamanangindalamkurungwaktu yang cukup lama sehinggamembentuklubang-lubang. Dan padastasiun 20 ditemukanstrukturperlapisan yang sngatjelasdimanaarahperlapisannyasearahdengan slope.

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN


A.    Kesimpulan
Dari hasil praktik lapangan yang telah dilakukan pada tanggal 13 s/d 16 juli 2010 di Desa Palakka, maka dapat di simpulkan bahwa :
Ø Ilmu geologi akan sangat mudah dipahami setelah mempelajari teorinya kemudian kita melakukan kegiatan praktik lapangan.
Ø Setelah melakukan kegiatan praktik lapangan ini kami bisa melihat proses-proses seperti regresi atau penurunan muka air laut. Hal ini di tandai dengan di temukannya fosil-fosil hewan laut (koral) pada lereng gunung Palakka serta batu gamping yang berfosil.
Ø Proses geologi benar adanya.
Ø Ilmu geologi merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang sangat menarik dan tidak membosankan apabila betul-betul didalami.

B.     Saran
Setelah melakukan praktik lapangan kami melihat beberapa hal yang harus diperhatikan guna menigkatkan pengetahuan dalam melakukan praktik lapangan selanjutnya. Adapun hal-hal tersebut antara lain sebagai berikut:
Ø Sebaiknya alat-alat yang sudah tua dan kurang berfungsi secara optimal agar diperbaharui agar data yang diperoleh sesuai dengan yang sebenarnya.
Ø Sebaiknya jumlah alat yang dibutuhkan pada saat praktik lapangan dilaksanakan diperbanyak agar tiap-tiap praktikan bisa memahami dengan baik cara penggunaan alat-alat tersebut.
Ø Sebaiknya pada praktik-praktik lapangan selanjutnya jumlah pendamping juga harus ditambah dalam hal ini dosen yang bertanggung jawab dengan mata kuliah geologi atupun asisten dosen,agar praktikan bisa lebih mudah untuk menanyakan apa yang belum dipahami.


DAFTAR PUSTAKA


Hasanuddin, Msi., Ir. 2007. Penuntun Praktikum Geologi Fisik.UVRI, Makassar.
Hasanuddin, Msi., Ir. 2008. Penuntun Praktikum Geologi Dinamik.UVRI, Makassar.
Munir, H. Moch., DR., MS., Ir. 1995. Geologi Dan Mineralogi Tanah. Pustaka Jaya, Jakarta.
Sukamto Rab. 1982. Geologi Lembar Pangkajene dan Watampone Bagian Barat, Sulawesi.
Irwanto,1990.Geologilapangan. UNHAS,makassar